Kamis, 14 Maret 2013




MAKALAH PLAKTONOLOGI PERIKANAN



DI 

S 
U
S
U
 N 

OLEH :


NAMA     :        ROMI ANDRIAN
NIM       :          09C10432053 






FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN 
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
 MEULABOH ACEH BARAT
2011






BAB I
PENDAHULUAN



1.1    Latar Belakang

Perkembangan ilmu pemhetehuan dan teknologi tidak bisa kita hindari yang akhirnya akan membawa kita pada berbagai macam penemuan baru yang membantu memudahkan seluruh aktivitas manusia. Dengan kesiapan mahasiswa khususnya mahasiswa Ilmu Kelautan menghadapi perkembangan tersebut diharapkan mahasiswa mampu menciptakakan rekayasa baru baik dalam menciptakan kelilmuan atau bahkan teknolohi terapan. Sehingga nantinya mahasisawa ilmu kelautan meiliki nilai guna dan nilai jual yang handal dan bisa diterapkan langsung dalam kehidupan masyarakat.

1.2  Pengertian Plankton 
                       
Plankton berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai arti mengapung, Plankton biasanya mengalir bersama arus laut. Plankton juga biasanya disebut biota yang hidup di mintakat pelagic dan mengapung, menghanyutkan atau berenang sangat lincah, artinya mereka tidak dapat melawan arus.

1.3 Manfaat Mollusca bagai kehidupan manusia

Saat ini berbagai macam makanan banyak digemari bahkan mungkin kita pernah memakannya seperti makanan kerang, siput, cumi-cumi, dan lain sebagainya. Disamping rasanya yang enak ternyata hewan ini memiliki kandungan gizi dan protein yang tinggi. Hewan ini bisa dengan mudah untuk dibudidayakan. 
Diamping sebagai makanan ternyata cangkang dari mollusca ini bisa dibuat perhiasan dinding, perhiasan wanita sengigga dengan pengelolaannya yang tepat guna akan menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi.
Diamping sebagai makanan ternyata cangkang dari mollusca ini bisa dibuat perhiasan dinding, perhiasan wanita sengigga dengan pengelolaannya yang tepat guna akan menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi.

Contoh hewan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi adalah dari kelas bivalvia seperti Pinctada margaritifera dan Pinctada mertensi. Dimana dari tiram mutiaranya akan menghasilkan mutiara. Pembentukan mutiara ini ada yang alami dan ada pula lewat rekayasa budidaya yang dilakukan. Yakni dengan cara memasukukan benda asing seperti kerikil kedalam mantel/ cangkok tiram. Dengan memasukan benda asing ini tiram akan berusaha mengeluarkan dari tubuhnya dengan cara membungkusnya dengan lendir. Lendir ini yang anantinya akan mengeras dan menghasilkan mutiara.

Disamping menguntungkan ternya mollusca terdapat pula yang merugikan. Seperti keong mas yang merugikan petani karena dapat mengganggu pertumbuhan padi.



BAB II
PEMBAHASAN


2.1. Mollusca

Salah satu kajian pada mata kuliah Planktonologi adalah mengenai mollusca, dimana mollusca itu sendiri adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan ini tripoblastik, bilateral simetri. Pada kehidupan sehari hari kita sering melihat atau bahkan mengkonsumsinya, seperti kerang, bekicot, keong, cumi-cumi atau sotong. 

Mollusca pada umumnya memiliki mantel yang dapat menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat. Cangkok tersebut berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur misalnya kerang, tiram, siput sawah dan bekicot. Namun ada pula Mollusca yang tidak memiliki cangkok, seperti cumi-cumi, sotong, gurita atau siput telanjang. Mollusca memiliki struktur berotot yang disebut kaki yang bentuk dan fungsinya berbeda untuk setiap kelasnya. Untuk lebih memahaminya, coba Anda perhatikan gamnar di bawah ini. 

Cangkok kerang ini terdiri dari dua belahan, sedangkan cangkok siput berbentuk seperti kerucut yang melingkar. Perbedaan lainnya, kaki siput tipis dan rata. Fungsinya adalah untuk berjalan dengan cara kontraksi otot. Lain halnya dengan kerang yang mempunyai kaki seperti mata kapak yang dipergunakan untuk berjalan di lumpur atau pasir. Sementara itu cumi-cumi dan sotong tidak punya cangkok, kakinya terletak di bagian kepala yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
Mollusca memiliki alat pencernaan sempurna mulai dari mulut yang mempunyai radula (lidah parut) sampai dengan anus terbuka di daerah rongga mantel. Di samping itu juga terdapat kelenjar pencernaan yang sudah berkembang baik. Peredaran darah terbuka ini terjadi pada semua kelas Mollusca kecuali kelas Cephalopoda. 
Pernafasan dilakukan dengan menggunakan insang atau “paru-paru”, mantel atau oleh bagian epidermis. Alat ekskresi berupa ginjal.
Sistem saraf terdiri atas tiga pasang ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion visceral dan ganglion pedal yang ketiganya dihubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal. Alat reproduksi umumnya terpisah atau bersatu dan pembuahan internal atau eksternal.
Bagaimana? Sampai di sini jelas bukan? Sekarang kita lanjutkan dengan pembagian kelas Mollusca. Berdasarkan simetri tubuh, ciri kaki dan cangkoknya, Mollusca dibagi menjadi lima kelas, yaitu kelas Gastropoda,
Cephalopoda, Bivalvia atau Pelecypoda, Amphineura dan kelas Scaphopoda. Berikut akan dibahas Satu persatu.
Kemudian mollusca dibagai kedalam 5 kelas menurut simetri tubuh, ciri kakai, dan ciri cangkoknya. Yaitu :

1.Gastropoda
2.Cephallopoda
3.Bivalvia/Pelecypoda
4.Amphineora
5.Scaphopoda

2.2. Gastropoda

Pengertian dari gastropoda adalah dimana gaster diartikan sebagai perut dan podos diartikan sebagai kaki sehingga gastropoda memiliki pengertian hewan lunak yang berjalan menggunakan bentuk bagian perutnya dalamhal ini berfungsi sebagai kaki. Kemampuan bergeraknya gastropoda ini disebabkan karena adanya kontraksi otot seperti gelombang dimuali dari belakang menjalar kedepan.

Sebagaian besar gastropoda memiliki cangkok (rumah) yang berbentuk kerucut terpilin (spiral) sehingga bentuk tubuhnya mengikuti bentuk cangkangnya ini. Tapi ada pula gastropoda yang tidak memiliki cangkok sering disebut dengan vaginula (sipit telanjang) . Hewan ini bisa dijumpai hidup di laut maupun di darat.
Gastropoda merupakan kelas dari molusca yang memiliki spesien terbannyak tidak kurang sampai saat ini yang ditemukan sekitar 50.000 jenis yang masih hidup dan sekitar 15.000 jenis yang sudah menjadi posil. Dalam kehidupan sehari hari kita sering menemukannya bahkan sebagaian masyarakat mengkonsumsinya seperti bekicot (achatina) atau siput(lymnea). Kedua hewan ini memiliki nilai gizi yang tinggi sehingga tidak menjadi masalah apabila kita mengkonsumsinya.


2.3 Bivalvia/Pelecypoda

     Hewan ini memiliki zat kapur yang digunakan untuk membentuk cangkang/ cangkoknya. Hewan ini memiliki dua kutub. Sesuai dengan pengertianya dimana (Bi= dua, dan valve= kutub) yang dihubungkan oleh semacam engsel sehingga hewan ini disebut bivalvia. Kedua cangkok ini membuka atau menutupnya dengan menggunakan otot aduktor dalam tubuhnya. Berfungsi sebagai tempat berlindung. Cangkok di bagian dorsal tebal dan di bagian ventral tipis. Kepalanya tidak nampak dan kakinya berotot.
Fungsi kaki untuk merayap dan menggali lumpur atau pasir. 

Cangkok ini terdiri dari tiga lapisan, yaitu : 
a. Periostrakum adalah lapisan terluar dari zat kitin yang berfungsi sebagai pelindung.
b. Lapisan prismatik, tersusun dari kristal-kristal kapur yang berbentuk prisma.
c. Lapisan nakreas atau sering disebut lapisan induk mutiara, tersusun dari lapisan kalsit (karbonat) yang tipis dan paralel.

Seperti halnya kelas pada cephallopoda yang sering kita jumpai. Begitu pula dengan kelas bivalvia. Salah satu kelas dari mollusca ini sering kita jumpai seperti kerang, bivalvia yang hidup di laut dan remis balvia yang hidup di air tawar. Hewan ini bisa kita temukan di dasar laut, sungai, danau. 

Gambar
(A) Penampang melintang tubuh   Pelecypoda;


(B) Penampang melintang cangkok dan mantel




Jika Anda memperhatikan kerang yang masih hidup, kaki hewan ini berbentuk seperti kapak pipih yang dapat dijulurkan ke luar. Hal ini sesuai dengan arti Pelecypoda (pelekis = kapak kecil; podos = kaki). Kerang bernafas dengan dua buah insang dan bagian mantel. Insang ini berbentuk lembaran-lembaran (lamela) yang banyak mengandung batang insang. Sementara itu antara tubuh dan mantel terdapat rongga mantel. Rongga ini merupakan jalan masuk keluarnya air.
Sistem pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat di saluran yang sama dengan saluran untuk keluarnya air. Sedangkan makanan golongan hewan kerang ini adalah hewan-hewan kecil yang terdapat dalam perairan berupa protozoa diatom, dll. Makanan ini dicerna di lambung dengan bantuan getah pencernaan dan hati. Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus. Perhatikan baik-baik, struktur dalam kerang air tawar pada gambar berikut
Gambar. Struktur dalam kerang air tawar 
Hewan seperti kerang air tawar ini memiliki kelamin terpisah atau berumah dua. Umumnya pembuahan dilakukan secara eksternal. Untuk memudahkan memahami daur hidup Bivalvia dapat digambarkan melalui contoh daur hidup kerang air tawar pada gambar


31. Gambar.
Diagram daur hidup kerang air tawar 



Dalam kerang air tawar, sel telur yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium. Kemudian masuk ke dalam ruangan suprabranchial. Di sini terjadi pembuahan oleh sperma yang dilepaskan oleh hewan jantan. Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi larva glochidium. Larva ini pada beberapa jenis ada yang memiliki alat kait dan ada pula yang tidak. Selanjutnya larva akan keluar dari induknya dan menempel pada ikan sebagai parasit, lalu menjadi kista. Setelah beberapa hari kista tadi akan membuka dan keluarlah Mollusca muda. Akhirnya Mollusca ini hidup bebas di alam.

2.4 Amphineora
Kelas dari molusca ini memiliki cirai antara lain memiliki kelamin ganda (hermafrodit). Pertemuan sel sperma dengan sel ovum terjadi di liar tubuh (vertilisasi ekternal) contohnya Cyptophiton Sp. Kemudian hewan ini memiliki bentuktubuh yang bilateral simetris terdapat kakai dibagain perutnya ventral memeanjang. Ruang mantel dengan permukaan dorsal, tertutup oleh 8 papan berkapur, sedangkan permukaan lateral mengandung banyak insang. Seperti gambar di bawah ini (Keton)

2.5 Scaphopoda
Schapopoda merupakansalahs atu kelas dari filum Mollusca dengan contohnya adalah Detalium Vulgare. Hewan ini biasa hidup di pasir pantai atau lumpur dengan memiliki cangkok yang berbentuk silinder dengan kedua ujungnya terbuka panjangnya sekitar 2,5 cm sampai 5 cm. dengan alat peraba yang terdapat dimulutnya yaitu tentakel kontraktif bersilia yang berfungsi sebagai kelaur masuknya makanan mikriflora dan mikrofauna. Proses resfirasi hewan ini dengan cara kelaur masuknya air dengan menggerakan silia dan kaki dengan pertukaran gas terjadi di mantel. Hewan ini juga memiliki kelamin terpisah. Gambar dibahan ini adalah contih dari Dentalium vulgare, (b) Struktur tubuh Dentalium sp.


Gambar
 (a) Dentalium vulgare, 


(b) Struktur tubuh Dentalium sp.


2.6 Kelas Chepalopoda   
Sekarang kita lanjutkan pada kelas Cephalopoda. Tubuh Cephalopoda dilindungi oleh cangkok, kecuali Nautillus. Mengapa cumi-cumi (Loligo), sotong (Sepia) dan gurita (Octopus) disebut jenis Cephalopoda? Cephalopoda (cephale : kepala, podos : kaki) adalah Mollusca yang berkaki di kepala. Cumi-cumi dan sotong memiliki 10 tentakel yang terdiri dari 2 tentakel panjang dan 8 tentakel lebih pendek.  
Gurita memiliki 8 tentakel. Kaki (tentakel) ini berfungsi sebagai tangan untuk mencari, merasa dan menangkap makanan. Cumi-cumi, sotong dan gurita adalah contoh hewan kelas Cephalopoda. Sekarang perhatikan gambar cumi-cumi





Tubuh cumi-cumi dibedakan atas kepala. Leher dan badan. Di depan kepala terdapat mata yang besar dan tidak berkelopak. Mata ini berfungsi sebagai alat untuk melihat. Masih di dekat kepala terdapat sifon atau corong berotot yang berfungsi sebagai kemudi. Jika ia ingin bergerak ke belakang, sifon akan menyempurnakan air ke arah depan, sehingga tubuhnya bertolak ke belakang. Sedangkan gerakan maju ke depan menggunakan sirip dan tentakelnya.

Gambar


27. Cumi-cumi 
      Apabila Anda makan cumi, di bagian perut tepatnya sebelah sifon akan ditemukan cairan tinta berwarna hitam yang mengandung pigmen melanin. Fungsinya untuk melindungi diri. Jika dalam keadaan bahaya cumi-cumi menyemprotkan tinta hitam ke luar sehingga air menjadi keruh. Pada saat itu cumi-cumi dapat meloloskan diri dari lawan.
Sistem pembuluh darah cumi-cumi adalah sistem pembuluh darah tertutup, jadi darah seluruhnya mengalir di dalam pembuluh darah. Hewan ini bernafas dengan insang yang terdapat di rongga mantel. Sedangkan ekskresi dilakukan dengan ginjal. Alat reproduksinya terpisah, masing-masing dengan gonad yang terletak dekat ujung rongga mantel.

    Sistem pencernaan makanan terdiri atas: mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus buntu, usus dan anus. Juga dilengkapi dengan kelenjar pencernaan yaitu kelenjar ludah, hati dan pankreas. Makanan cumi-cumi berupa ikan, udang dan Mollusca lainnya.

    Untuk lebih jelasnya, coba Anda bersama teman mencari cumi-cumi yang masih segar. Bedakan kepala, leher, dan badannya! Cari pula rongga mantel dan sifon. Kemudian Anda coba untuk membedahnya. Pembedahan dimulai dengan mengiris bagian leher menuju posterior hingga rongga mantel dapat terbuka. Perhatikan pula otot-otot dan alat dalamnya. Apa yang Anda ketahui? Hasilnya diskusikan dengan temanmu
Nah, ternyata Mollusca kelas Gastropoda dan Cephalopoda tadi sudah tidak asing bagi kita. Mungkin di sekitar Anda banyak ditemukan. Dan tentu saja dengan mempelajari uraian tadi, Anda semakin memahami hewan jenis ini. Nah, sekarang mari kita lanjutkan dengan kelas lainnya yaitu kelas Bivalvia.




BAB III
KESIMPULAN

Mollusca sebagai hewan lunak dan sebagaian besar kelasnya memiliki cangkang/ cangkok sebagai tempat berlindungnya terdiri dari lima kelas. Yaitu :

Gastropoda
Cephallopoda
Bivalvia
pelecypoda
Amphineora
Scaphopoda

Mollusca disamping sebagaian besar bisa dijadikan bahan makanan karena mengandung nilai gizi dan protein yang tinggi juga bisa dibudidayakan yang akan menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi. Seperti budidaya tiram yang akan menghasilkan mutiara.


Plankton
Adalah setiap organisme hanyut ( hewan, tumbuhan, archaea, atau bakteri ) yang menempati zona pelagik samudera, laut, atau air tawar. Plankton ditentukan oleh niche ekologi mereka dari pada taksonomi filogenetik atau klasifikasi. Mereka menyediakan sumber makanan penting yang lebih besar, lebih dikenal organisme akuatik seperti ikan dan cetacea. Meskipun banyak spesies planktik ( atau bagian plankton lihat di Terminologi ) berukuran mikro dalam ukuran, plankton termasuk organisme meliputi berbagai ukuran, termasuk organisme besar seperti ubur-ubur (Sidiq. 2008). 

Plankton memiliki peranan ekologis sangat penting dalam menunjang kehidupan di perairan. Tapi jika pertumbuhannya tidak terkendali akan merugikan. Plankton di Indonesia harus dapat dikendalikan mengingat lautan Indonesia sangat luas dan sulit terjangkau, ujar ahli ekologi laut, Dr Ir Ngurah Nyoman Wiadyana dalam orasi pengukuhan ahli peneliti utama bidang ekologi laut di LIPI Jakarta, beberapa waktu yang lalu. Meskipun berukuran relatif sangat kecil plankton memiliki peranan ekologis sangat penting dalam menunjang kehidupan di perairan. Sebab berkat fitoplankton yang dapat memproduksi bahan organik melalui proses fotosintesa, kehidupan di perairan dimulai dan terus berlanjut ke tingkat kehidupan yang lebih tinggi dari tingkatan zooplankton sampai ikan-ikan yang berukuran besar, dan tingkatan terakhir sampailah pada ikan paus atau manusia yang memanfaatkan ikan sebagai bahan makanan (Ariviyanti, 2010)..

Fitoplankton

Fitoplankton (dari phyton Yunani, atau tumbuhan), autotrophic, prokariotik atau eukariotik alga yang hidup dekat permukaan air di mana ada cahaya yang cukup untuk dukungan fotosintesis. Di antara kelompok-kelompok lebih penting adalah diatom, cyanobacteria, dinoflagellates dan coccolithophores (Sunarto. 2010).

Fitoplankton menurut Davis (1951) adalah mikroorganisme  nabati yang hidup melayang-layang di dalam air, relatif tidak mempunyai daya gerak sehingga keberadaanya dipengaruhi oleh gerakan air serta mampu berfotosintesis (Samawi, 2002).

Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang dilaut. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 – 200µm (1 µm = 0,001mm). fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk rantai. Fitoplankton merupakan organisme autotroph utama dalam kehidupan di laut. Melalui proses fotosisntesis yang dilakukannya, fitoplankton mampu menjadi sumber energi bagi seluruh biota laut lewat mekanisme rantai makanan. Walaupun memiliki ukuran yang kecil namun memiliki jumlah yang tinggi sehingga mampu menjadi pondasi dalam piramida makanan di laut ( Sunarto, 2010).

Karena kemampuannya yang dapat membuat makanan sendiri fitoplanton mempunyai kedudukan yang sebagai produsen primer. Tanpa fitoplankton diperkirakan laut yang sangat luas tidak akan dihuni oleh beberapa jenis biota yang mampu hidup dari rantai kehidupan lainnya (Notji, 2002).

Zooplankton
Zooplankton (dari zoon Yunani, atau hewan), protozoa atau metazoans kecil (misalnya krustasea dan hewan lainnya) yang memakan plankton lain dan telonemia. Beberapa telur dan larva hewan lebih besar, seperti ikan, krustasea, dan Annelida, termasuk di sini. Zooplankton merupakan biota yang sangat penting peranannya dalam rantai makanan dilautan. Mereka menjadi kunci utama dalam transfer energi dari produsen utama ke konsumen pada tingkatan pertama dalam tropik ecologi, seperti ikan laut, mamalia laut, penyu dan hewan terbesar dilaut seperti halnya paus pemakan zooplankton ( Notji, 2002).

Faktor Pembatas Plankton
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan plankton dibagi dalam dua kelompok, yaitu faktor fisik dan faktor kimia :

1. Faktor fisik : cahaya, temperatur air, kekeruhan/kecerahan, pergerakan air

A. Cahaya
Bagi hewan laut, cahaya mempunyai pengaruh terbesar secara tidak langsung, yakni sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan yang menjadi tumpuan hidup mereka karena menjadi sumber makanan. Cahaya juga merupakan faktor penting dalam hubungannya dengan perpindahan populasi hewan laut. Laju pertumbuhan fitoplankton sangat tergantung pada ketersediaan cahaya di dalam perairan. Hubungan antara cahaya dan perpindahan hewan laut ini banyak dipelajari, terutama pada plankton hewan (Romimohtarto dan Juwana, 1999).
Menurut Heyman dan Lundgren (1988), laju pertumbuhan maksimum fitoplankton akan mengalami penurunan bila perairan berada pada kondisi ketersediaan cahaya yang rendah.

B. Suhu
Suhu air dapat mempengaruhi sifat fisika kimia perairan maupun biologi, antara lain kenaikan suhu dapat menurunkan kandungan oksigen serta menaikkan daya toksit yang ada dalam suatu perairan. Suhu air mempengaruhi kandungan oksigen terlarut dalam air, semakin tinggi suhu maka semakin kurang kandungan oksigen terlarut. Perkembangan plankton optimal terjadi dalam kisaran suhu antara 25oc – 30oc (Mujib, 2010).

C. Kekeruhan/kecerahan
Kekeruhan sangat mempengaruhi perkembangan plankton, apabila kekeruhan tinggi maka cahaya matahari tidak dapat menembus perairan dan menyebabkan fitoplankton tidak dapat melakukan proses fotosintesis (Mujib, 2010).

D. Pergerakan Air
Arus berpengaruh besar terhadap distribusi organisme perairan dan juga meningkatkan terjadinya difusi oksigen dalam perairan. Arus juga membantu penyebab plankton dari satu tempat ke tempat lainnya dan membantu menyuplai bahan makanan yang dibutuhkan plankton (Mujib, 2010).

2.  Faktor kimia : oksigen terlarut, ph, salinitas, nutrisi

A. Derajat Keasaman (ph)
Derajat keasaman (ph) berpengaruh sangat besar terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan air sehingga sering digunakan sebagai petunjuk untuk menyatakan baik atau tidaknya kondisi air sebagai media hidup. Apabila derajat keasaman tinggi apakah itu asam atau basa menyebabkan proses fisiologis pada plankton terganggu (Mujib, 2010).

B. Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut diperlukan oleh tumbuhan air, plankton dan fauna air untuk bernapas serta diperlukan oleh bakteri untuk dekomposisi. Dengan adanya proses dekomposisi yang dilakukan oleh bakteri menyebabkan keadaan unsur hara tetap tersedia di perairan. Hal ini snagat menunjang pertumbuhan air, plankton dan perifiton (Mujib, 2010).

C. Salinitas
Salinitas berperanan penting dalam kehidupan organisme, misalnya distribusi biota akuatik. Menyatakan bahwa pada daerah pesisir pantai merupakan perairan dinamis, yang menyebabkan variasi salinitas tidak begitu besar. Organisme yang hidup cenderung mempunyai toleransi terhadap perubahan salinitas sampai dengan 15 ‰ (Nybakken 1992).

D. Nutrisi
Nutrisi sangat berperan penting untuk pertumbuhan plankton, nutrisi yang paling penting dalam hal ini adalah nitrat ( NO3 ) dan phosphat ( PO4 ) phytoplankton mengkonsumsi nitrogen dalam banyak bentuk, seperti nitrogen dari nitrat, ammonia, urea, asam amino. Tetapi phytoplankton lebih cendrung mengkonsumsi nitrat dan ammonia. Nitrat lebih banyak didapati di dasar yang banyak mengandung unsur organik ketimbang dari air laut, nitrat juga bisa diperoleh dari siklus nitrogen. Nitrogen dari nitrat adalah salah satu unsur penting untuk pertumbuhan blue green alga dan phytoplankton lainnya (Mujib, 2010).




DAFTAR PUSTAKA

Ambas, Zaldi. 2010.Pakan Alami : Artemia Klasifikasi Morfologi.http://zaldibiaksambas.files.wordpress.com/2010/10/artemia-salina1.pdf. Diaksespadatanggal 12 desember 2011
D’HONDT,JAN., LUC MOENS, JAN HEIP, ANDR D’HONDT and MASATOSHI KONDO. 1997. Oxygen-Binding Characteristics of Three Extracellular Haemoglobins of Artemiasalina. University of Antwerp: Belgium
Dwirastina, Mirna. 2011. PENGAMATAN ZOOPLANKTON DI SUNGAI SIAK,INDRA PURA BAGIAN HILIR RIAU, PEKANBARU.TeknisiLitkayasapadaBalaiRisetPerikananPerairanUmum, Mariana-Palembang.
Handayani, Sri dan Mufti P. Patria. 2005. KOMUNITAS ZOOPLANKTONDI PERAlRAN WADUK KRENCENG, CILEGON, HANTEN. FakultasBiologi, UniversitasNasional, Jakarta
Jusadi, Dedi. 2003. BUDIDAYA PAKAN ALAMI. DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL : Jakarta.